Bubbly world of mine
Where it all begins
Everyone has to start from somewhere...and this is my beginning
May 29, 2011
Talk about family (1)
This story I picked up from my husband who had direct encounter with the incident.
On a Saturday morning...
A street singer just happened to drop by our home and well, started singing. My son, Opal, all excited asked to daddy for small change. “No, just let him go along to other houses as usual and asked for small change there,” Dad replied casually. Opal then flashed out of the room while daddy’s eyes still on his work. Daddy heard a brief commotion but dismissing it and went on with his work.
A while after...
Dad: So, did you give the money?
Opal: Yea...(eyes on the computer, playing online game)
Dad: How much did you give him anyway?
Opal: A hundred...two of them (replied in a very cool state)
Owkay, wait. I was gasping when hearing the story...whaat? a hundred, two of them? two hundred? what?! Rp200,000 for a street singer?!!...WTH?!!
But, that gasping moment was over after my husband explained that it was only Rp200 Opal gave to the street singer. Apparently, Opal took the money from a container filled small changes we had....
And I immediately feel sorry for the street singer (because custom here would have given him at least Rp500 or Rp1,000).
There you have it, my son the philanthropist :D
May 24, 2011
Sore Tugu Pancoran
Iwan Fals dengan lirik lagunya yang menggelisahkan:
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Disimpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Disimpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
May 17, 2011
Sebuah keprihatinan
Radikalisme ditengarai sedang berkembang di negara ini. Dari survey terakhir yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), 48,9 persen siswa dan 28,2 persen guru pendidikan agama Islam di SMP dan SMA menyatakan bersedia terlibat dalam aksi kekerasan terkait agama dan moral. Sebesar 25,8 persen siswa dan 21,1 persen guru menganggap Pancasila tidak lagi relevan. Menurut Tempo Interaktif dalam laporan yang disiarkan April 26, hasil itu adalah hasil penelitian mulai Oktober 2010 hingga Januari 201 dari 59 sekolah negeri dan swasta. Tidak disebutkan dimana tepatnya survey ini diambil.
Meskipun kelihatan wah, kenapa hasil ini tidak terlalu mengejutkan buat saya ya? Mungkin karena selama ini mata, telinga saya sudah jadi begitu terbiasa dengan kekerasan yang dibumbui agama. Kekerasan yang dibuat oleh orang-orang naïf yang kurang ilmu tapi sok tahu. Mereka yang hobi memaksakan kehendak.
Terus terang melihat hasil survey ini perasaan ini campur aduk antara kasihan, sedih dan geram. Sudah sampai demikiankan kepesimisan anak bangsa ini? Sedemikian parahkan tingkat intoleransi kita? Sedih kalau sudah sampai berpikir kesitu. Bahwa bangsa ini bergerak menuju kehancurannya.
Sulitkah bagi kita untuk menerima kenyataan bahwa kita di Indonesia ini dipersatukan oleh perbedaan? Berpulau-pulau negeri ini, begitu banyak bahasa, suku, agama dan ras. Tapi itulah kita, Indonesia.
Bahkan para pendiri bangsa ini punya banyak perbedaan. Tapi toh mereka bisa mengesampingkan itu semua dan berangkulan demi tercapainya Indonesia satu dan merdeka. Kita sebagai anak cucunya, sebagai generasi penerus semestinya bisa meniru teladan mereka. Mengumpulkan persamaan, bukannya malah memperbesar perbedaan.
Tapi pesan yang lebih dalam bagi saya dalam hasil survey ini adalah mungkin karena secara tidak langsung survey ini mengatakan bahwa anak-anak di negeri ini mantap menyatakan mereka sudah tidak percaya negara bisa mengatasi permasalahan yang ada dan mereka harus turun tangan membersihkan.
Tapi sayangnya, kita sudah kehabisan bapak bangsa yang bisa memberikan teladan. Sehingga tak tahu lagi mesti kemana kita harus meniru. Semua penuh kepalsuan. Pencitraan. Tak ada yang tulus. Bagaimana kita bagaikan yatim piatu yang serba kehilangan. Pemerintah terlalu sibuk ngurus politik. Lupa kalau masih ada rakyatnya yang kelaparan, pengangguran dan miskin.
Saya ini kaum pejalan kaki, kaum pengguna angkot, kendaraan umum. Tapi kalau saya lagi jalan di jalan raya, hati saya menangis. Karena untuk jalan kaki saja sudah tak bisa, kalah sama pedagang kaki lima. Pemerintah yang tak bisa bikin trotoar yang layak bagaimana bisa dipercaya? Negeri ini sudah lewat enam dekade, sudah berganti-ganti pemimpin…tapi tetap belum nyaman berjalan kaki di jalan raya.
Jadi, begitulah. Saya bisa mengerti kenapa adik-adik kita di SMA bahkan guru mereka jadi begitu pesimis dengan bangsa ini.
Apr 14, 2010
Langsing Sehat dengan Kebiasaan Satu Menit
VIVAnews - Ada beberapa strategi yang bisa Anda lakukan untuk membakar kalori dalam tubuh. Tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam di pusat kebugaran atau diet ketat.
Cara berikut bisa dilakukan dalam waktu sekitar satu menit. Kuncinya, lakukan sesering mungkin.
1. Berjalan sambil berbicara
Jika Anda termasuk "miss ring-ring", jangan hanya berbicara di telepon sambil duduk. Cobalah untuk sambil berjalan atau melakukan aktivitas lainnya. Misalnya, membersihkannya meja (membakar 85 kalori) atau menyiram tanaman (membakar 102 kalori). Akan lebih baik lagi jika Anda melakukannya lebih dari satu menit, karena kalori yang terbakar pun makin banyak.
2. Minum teh hijau sebelum berjalan
Sebelum berjalan ke tempat makan siang atau "window shopping" di mall, minumlah segelas teh hijau hangat. Kandungan kafein alaminya membebaskan asam lemak, sehingga lebih mudah terbakar. Kandunga polifenolnya akan meningkatkan jumlah pembakaran kalori. Jadi, sebelum berjalan-jalan, pastikan Anda minum teh hijau terlebih dahulu.
3. Bawa makan siang
Makan di restoran bisa membuat Anda makan lebih banyak dan asupan kalori lebih dari 300 kalori. Sebaiknya bawa makanan dari rumah atau jika ke restoran atau tempat makan, bungkus dan makan di rumah untuk menghindari "lapar mata".
4. Ganti mentega
Untuk olesan roti, ganti mentega dengan minyak zaitun. Selain lebih sehat, minyak zaitun membuat Anda makan lebih sedikit. Kalorinya rata-rata lebih sedikit 52 kalori dibandingkan menggunakan mentega.
5. Pilih menu ikan
Jika Anda memang ingin makan di restoran atau tempat makan lain, jadikan menu ikan sebagai pilihan utama. Kandungan omega 3 pada ikan, membantu meningkatkan proses pembakaran lemak melalui metabolisme. Pilih olahan ikan yang dibuat sup atau dibakar, sebaiknya hindari ikan yang diolah "deep fried".
Cara berikut bisa dilakukan dalam waktu sekitar satu menit. Kuncinya, lakukan sesering mungkin.
1. Berjalan sambil berbicara
Jika Anda termasuk "miss ring-ring", jangan hanya berbicara di telepon sambil duduk. Cobalah untuk sambil berjalan atau melakukan aktivitas lainnya. Misalnya, membersihkannya meja (membakar 85 kalori) atau menyiram tanaman (membakar 102 kalori). Akan lebih baik lagi jika Anda melakukannya lebih dari satu menit, karena kalori yang terbakar pun makin banyak.
2. Minum teh hijau sebelum berjalan
Sebelum berjalan ke tempat makan siang atau "window shopping" di mall, minumlah segelas teh hijau hangat. Kandungan kafein alaminya membebaskan asam lemak, sehingga lebih mudah terbakar. Kandunga polifenolnya akan meningkatkan jumlah pembakaran kalori. Jadi, sebelum berjalan-jalan, pastikan Anda minum teh hijau terlebih dahulu.
3. Bawa makan siang
Makan di restoran bisa membuat Anda makan lebih banyak dan asupan kalori lebih dari 300 kalori. Sebaiknya bawa makanan dari rumah atau jika ke restoran atau tempat makan, bungkus dan makan di rumah untuk menghindari "lapar mata".
4. Ganti mentega
Untuk olesan roti, ganti mentega dengan minyak zaitun. Selain lebih sehat, minyak zaitun membuat Anda makan lebih sedikit. Kalorinya rata-rata lebih sedikit 52 kalori dibandingkan menggunakan mentega.
5. Pilih menu ikan
Jika Anda memang ingin makan di restoran atau tempat makan lain, jadikan menu ikan sebagai pilihan utama. Kandungan omega 3 pada ikan, membantu meningkatkan proses pembakaran lemak melalui metabolisme. Pilih olahan ikan yang dibuat sup atau dibakar, sebaiknya hindari ikan yang diolah "deep fried".
• VIVAnews
Feb 28, 2010
Review: All About Steve
Pemeran:
# Sandra Bullock sebagai Mary Horowitz
# Bradley Cooper sebagai Steve Mueller
# Thomas Haden Church sebagai Hartman Hughes
# Ken Jeong sebagai Angus Tran
Film ini bercerita tentang Mary Horowitz, seorang gadis lajang yang unik dengan profesi yang unik pula, pembuat teka-teki silang di sebuah surat kabar lokal. Meski dibekali dengan kecerdasan and talenta, rupanya belum menakdirkan Mary untuk beremu dengan jodohnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Steve Mueller pada sebuah kencan buta yang diatur oleh orang tua Mary. Mary begitu terkesan dengan Steve sampai ia memutuskan untuk pergi mengikuti pria itu dalam perjalanannya sebagai jurnalis televisi.
Menurut saya dalam menggambarkan karakter Mary yang kikuk dan anti-heroine ini, Bullock, sadly to say, telah gagal total. Entah kenapa saya merasa penggambaran karakter wanita utama sangat tanggung, kurang bisa menarik simpati. Misalnya saja kenapa si Mary selalu mengenakan sepatu boot merahnya yang gonjreng itu, rasanya terlalu sederhana aja dan kurang dampak emosinya ketika Mary menjawab karena ini membuat dia merasa nyaman untuk membuat kita menjadi simpati ke Mary. Bahkan ketika Mary berjuang keras menyelamatkan seorang anak pada perjalanannya mengikuti Steve itu juga kok belum juga ada rasa simpati, malah lebih ke kasihan. Bullock terlihat tanggung dalam memberikan nyawa pada karakter Mary yang di luar kekikukannya itu adalah orang yang hangat dan sangat mendamba kasih sayang.
Saya juga bingung kalau mau mengkategorikan film ini sebagai komedi romantis. Komedinya di sebelah mana dan romantisnya juga ga dapet. Yah ini mungkin subjektivisme saya yang termasuk Sandra Bullock’s fan. Jadi rada ga rela kalau dia digambarin sampai segitu desperate-nya.
Vote:
2 of 5 stars
# Sandra Bullock sebagai Mary Horowitz
# Bradley Cooper sebagai Steve Mueller
# Thomas Haden Church sebagai Hartman Hughes
# Ken Jeong sebagai Angus Tran
Film ini bercerita tentang Mary Horowitz, seorang gadis lajang yang unik dengan profesi yang unik pula, pembuat teka-teki silang di sebuah surat kabar lokal. Meski dibekali dengan kecerdasan and talenta, rupanya belum menakdirkan Mary untuk beremu dengan jodohnya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Steve Mueller pada sebuah kencan buta yang diatur oleh orang tua Mary. Mary begitu terkesan dengan Steve sampai ia memutuskan untuk pergi mengikuti pria itu dalam perjalanannya sebagai jurnalis televisi.
Menurut saya dalam menggambarkan karakter Mary yang kikuk dan anti-heroine ini, Bullock, sadly to say, telah gagal total. Entah kenapa saya merasa penggambaran karakter wanita utama sangat tanggung, kurang bisa menarik simpati. Misalnya saja kenapa si Mary selalu mengenakan sepatu boot merahnya yang gonjreng itu, rasanya terlalu sederhana aja dan kurang dampak emosinya ketika Mary menjawab karena ini membuat dia merasa nyaman untuk membuat kita menjadi simpati ke Mary. Bahkan ketika Mary berjuang keras menyelamatkan seorang anak pada perjalanannya mengikuti Steve itu juga kok belum juga ada rasa simpati, malah lebih ke kasihan. Bullock terlihat tanggung dalam memberikan nyawa pada karakter Mary yang di luar kekikukannya itu adalah orang yang hangat dan sangat mendamba kasih sayang.
Saya juga bingung kalau mau mengkategorikan film ini sebagai komedi romantis. Komedinya di sebelah mana dan romantisnya juga ga dapet. Yah ini mungkin subjektivisme saya yang termasuk Sandra Bullock’s fan. Jadi rada ga rela kalau dia digambarin sampai segitu desperate-nya.
Vote:
2 of 5 stars
Jan 19, 2010
5 Foods You Should Eat Every Day
The new trend among the weight conscious? Eating more. Don't focus on consuming less of the "bad" foods — aim to incorporate more of the good foods into your diet. Not only will you feel less deprived, but you'll also end up being too full to crave the junk. Try these five nutritional superstars for a result that's even greater than the sum of its wholesome parts:
1. Spinach
For $1.50, the price of a large bag of spinach at most grocery stores, you can reduce your risk of developing osteoporosis, lower your cholesterol, and raise your I.Q. Spinach is an excellent bone-builder, containing vitamin K, calcium, and magnesium. It's also high in flavonoids, plant molecules that act as antioxidants, which have been shown to prevent breast, stomach, skin, and ovarian cancer. Spinach is a great source of vitamin A and vitamin C, which not only keep you from getting sick in the winter, but also de-clog your arteries and reduce heart disease.
Spinach contains antioxidants that neutralize free radicals in the brain, thereby preventing the effects of aging on mental activity. Scientific studies have demonstrated that both animals and people who eat a few servings of spinach per day improve their learning capacities and motor skills.
Serving ideas: Sauté spinach with olive oil, pine nuts, and raisins — the olive oil will help you to better absorb its nutrients. Don't love the flavor so much? Try these spinach brownies from Jessica Seinfeld's Deceptively Delicious cookbook — you won't taste a thing.
2. Eggs
In the Snackwell-crazed '90s, dieters feared eggs because of their fat and cholesterol content and suffered through millions of tasteless egg-white omelets. But research has shown little, if any, connection between dietary cholesterol and blood cholesterol, and the humble egg is finally being recognized for the remarkably complete set of nutrients it provides. It makes sense: Something that contains the ingredients for an entire life can give you the fuel you need to get through the morning.
Eggs are a great source of protein, containing all eight amino acids (if you eat the whole thing). As any healthy dieter knows, protein is essential for staying full and having energy.
Serving ideas: For breakfast on the go, roll up a veggie omelet in a whole-wheat wrap. Or, update the classic egg salad by chopping yours up with Italian tuna, black olives, and some olive oil and vinegar.
3. Blueberries
A Tufts University study found blueberries were the number one source of antioxidants among 60 fruits and vegetables analyzed. Blueberries contain antioxidants that can (get ready): prevent ulcers, cataracts, and glaucoma; decrease risks of heart disease and various types of cancer; and lower cholesterol. They can also reduce aging of the brain, keeping your memory sharp and diminishing the effects of dementia and Alzheimer's disease.
Serving ideas: Throw some frozen ones in the blender with honey or agave syrup for a granita-like treat. Or, serve in a salad with spinach, sliced almonds, and balsamic vinaigrette for a light and gourmet lunch.
4. Apples
Eating an apple a day can keep all kinds of doctors away, from physicians to dentists. Apples contain both insoluble and soluble fiber, which not only make them filling, but also work double time to reduce cholesterol. Some doctors even recommend drinking apple juice after eating a fatty meal to reduce the food's negative effects on your body.
Apples have been proven to reduce the risk of heart disease. And if that's not enough to make you bite into a Fuji or McIntosh, consider this: Chewing apples stimulates saliva, which scrubs stains off your teeth and freshens breath instantly.
Serving ideas: Spread peanut butter on sliced apples for a yummy taste of childhood. Or, dice them up in your oatmeal before cooking and sprinkle with cinnamon for an apple pie-flavored breakfast.
5. Winter Squash
One cup of winter squash provides 170 percent of your daily requirement of vitamin A, a nutrient necessary for night vision that's hard to find in other foods. Squash's bright orange color comes from a high dose of carotenoids, antioxidants that prevent eye degeneration due to aging and filter out carcinogenic light rays. Makes you think of jack-o'-lanterns in a new "light," doesn't it?
Roast the seeds alongside the flesh and you'll reap a host of other benefits. Winter squash seeds contain a significant amount of L-tryptophan, which can help to prevent depression. They're also a rich source of magnesium, a mineral Americans don't consume nearly enough that's vital to almost every bodily function. Eating your daily dose of magnesium will lower your risks for heart disease, abdominal obesity, and diabetes.
Serving ideas: Mix canned or pureed squash with cinnamon and the sweetener of your choice for a decadent and surprisingly low-cal treat reminiscent of Thanksgiving candied yams. One-half cup of pureed pumpkin has 40 calories, in contrast with yam's 180 (and that's if you don't add butter or marshmallows). Or, roll the seeds in cinnamon and sugar, crunchy sea salt, or curry powder, then roast them in the oven. And don't limit yourself to pumpkin — delicata and kabocha squash seeds are equally nutritious, with their own unique, nutty flavors.
1. Spinach
For $1.50, the price of a large bag of spinach at most grocery stores, you can reduce your risk of developing osteoporosis, lower your cholesterol, and raise your I.Q. Spinach is an excellent bone-builder, containing vitamin K, calcium, and magnesium. It's also high in flavonoids, plant molecules that act as antioxidants, which have been shown to prevent breast, stomach, skin, and ovarian cancer. Spinach is a great source of vitamin A and vitamin C, which not only keep you from getting sick in the winter, but also de-clog your arteries and reduce heart disease.
Spinach contains antioxidants that neutralize free radicals in the brain, thereby preventing the effects of aging on mental activity. Scientific studies have demonstrated that both animals and people who eat a few servings of spinach per day improve their learning capacities and motor skills.
Serving ideas: Sauté spinach with olive oil, pine nuts, and raisins — the olive oil will help you to better absorb its nutrients. Don't love the flavor so much? Try these spinach brownies from Jessica Seinfeld's Deceptively Delicious cookbook — you won't taste a thing.
2. Eggs
In the Snackwell-crazed '90s, dieters feared eggs because of their fat and cholesterol content and suffered through millions of tasteless egg-white omelets. But research has shown little, if any, connection between dietary cholesterol and blood cholesterol, and the humble egg is finally being recognized for the remarkably complete set of nutrients it provides. It makes sense: Something that contains the ingredients for an entire life can give you the fuel you need to get through the morning.
Eggs are a great source of protein, containing all eight amino acids (if you eat the whole thing). As any healthy dieter knows, protein is essential for staying full and having energy.
Serving ideas: For breakfast on the go, roll up a veggie omelet in a whole-wheat wrap. Or, update the classic egg salad by chopping yours up with Italian tuna, black olives, and some olive oil and vinegar.
3. Blueberries
A Tufts University study found blueberries were the number one source of antioxidants among 60 fruits and vegetables analyzed. Blueberries contain antioxidants that can (get ready): prevent ulcers, cataracts, and glaucoma; decrease risks of heart disease and various types of cancer; and lower cholesterol. They can also reduce aging of the brain, keeping your memory sharp and diminishing the effects of dementia and Alzheimer's disease.
Serving ideas: Throw some frozen ones in the blender with honey or agave syrup for a granita-like treat. Or, serve in a salad with spinach, sliced almonds, and balsamic vinaigrette for a light and gourmet lunch.
4. Apples
Eating an apple a day can keep all kinds of doctors away, from physicians to dentists. Apples contain both insoluble and soluble fiber, which not only make them filling, but also work double time to reduce cholesterol. Some doctors even recommend drinking apple juice after eating a fatty meal to reduce the food's negative effects on your body.
Apples have been proven to reduce the risk of heart disease. And if that's not enough to make you bite into a Fuji or McIntosh, consider this: Chewing apples stimulates saliva, which scrubs stains off your teeth and freshens breath instantly.
Serving ideas: Spread peanut butter on sliced apples for a yummy taste of childhood. Or, dice them up in your oatmeal before cooking and sprinkle with cinnamon for an apple pie-flavored breakfast.
5. Winter Squash
One cup of winter squash provides 170 percent of your daily requirement of vitamin A, a nutrient necessary for night vision that's hard to find in other foods. Squash's bright orange color comes from a high dose of carotenoids, antioxidants that prevent eye degeneration due to aging and filter out carcinogenic light rays. Makes you think of jack-o'-lanterns in a new "light," doesn't it?
Roast the seeds alongside the flesh and you'll reap a host of other benefits. Winter squash seeds contain a significant amount of L-tryptophan, which can help to prevent depression. They're also a rich source of magnesium, a mineral Americans don't consume nearly enough that's vital to almost every bodily function. Eating your daily dose of magnesium will lower your risks for heart disease, abdominal obesity, and diabetes.
Serving ideas: Mix canned or pureed squash with cinnamon and the sweetener of your choice for a decadent and surprisingly low-cal treat reminiscent of Thanksgiving candied yams. One-half cup of pureed pumpkin has 40 calories, in contrast with yam's 180 (and that's if you don't add butter or marshmallows). Or, roll the seeds in cinnamon and sugar, crunchy sea salt, or curry powder, then roast them in the oven. And don't limit yourself to pumpkin — delicata and kabocha squash seeds are equally nutritious, with their own unique, nutty flavors.
(Source: realbeauty.com)
Tiga Langkah Tes Rambut Sehat
Rambut sehat berkilau tentu menjadi dambaan bagi setiap perempuan. Sayangnya, berbagai faktor seperti polusi, penggunaan blow dryer dan flat iron, pelurusan/pengeritingan rambut, pengecatan rambut, hingga kekurangan nutrisi bisa membuat rambut kusam dan rusak.
Untuk mengecek sejauh mana kesehatan rambut, ada sejumlah tes yang dapat Anda lakukan. Semakin cepat dilakukan, Anda pun bisa memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah kerusakan rambut yang dialami. Guna memastikan diagnosa, ulangi setiap tes tersebut paling sedikit menggunakan empat helai rambut masing-masing dari area kepala yang berbeda.
1. Cabut sehelai rambut hingga ke akar dan periksa bagian pangkalnya. Rambut yang kuat memiliki bohlam yang tebal. Jika tidak ada bohlam, itu berarti folikel rambut berada dalam kondisi tidak sehat. Penyebab kerusakan tersebut bisa berasal dari proses penataan rambut menggunakan alat panas atau zat kimia, atau bisa juga karena kerontokan rambut.
2. Lilitkan sehelai rambut di antara jari telunjuk dan jempol seperti seutas tali, kemudian gunakan tangan yang lain untuk menyentaknya. Jika rambut langsung putus, itu berarti rambut kekurangan pelembap. Namun jika rambut meregang seperti permen karet, maka rambut memerlukan protein untuk menguatkan ikatan keratin rambut.
3. Jatuhkan sehelai rambut ke dalam segelas air. Helai rambut yang sehat akan tetap mengapung di permukaan. Jika helai rambut tenggelam, itu berarti batang rambut berpori. Kerusakan tersebut dapat terjadi pada rambut yang diwarnai, atau karena kekurangan protein.
(Source: Media Indonesia)
Untuk mengecek sejauh mana kesehatan rambut, ada sejumlah tes yang dapat Anda lakukan. Semakin cepat dilakukan, Anda pun bisa memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah kerusakan rambut yang dialami. Guna memastikan diagnosa, ulangi setiap tes tersebut paling sedikit menggunakan empat helai rambut masing-masing dari area kepala yang berbeda.
1. Cabut sehelai rambut hingga ke akar dan periksa bagian pangkalnya. Rambut yang kuat memiliki bohlam yang tebal. Jika tidak ada bohlam, itu berarti folikel rambut berada dalam kondisi tidak sehat. Penyebab kerusakan tersebut bisa berasal dari proses penataan rambut menggunakan alat panas atau zat kimia, atau bisa juga karena kerontokan rambut.
2. Lilitkan sehelai rambut di antara jari telunjuk dan jempol seperti seutas tali, kemudian gunakan tangan yang lain untuk menyentaknya. Jika rambut langsung putus, itu berarti rambut kekurangan pelembap. Namun jika rambut meregang seperti permen karet, maka rambut memerlukan protein untuk menguatkan ikatan keratin rambut.
3. Jatuhkan sehelai rambut ke dalam segelas air. Helai rambut yang sehat akan tetap mengapung di permukaan. Jika helai rambut tenggelam, itu berarti batang rambut berpori. Kerusakan tersebut dapat terjadi pada rambut yang diwarnai, atau karena kekurangan protein.
(Source: Media Indonesia)
Subscribe to:
Posts (Atom)